MINECRAFTER VOL. 2 - Bab 5: Batu & Kayu

 

Bab 5: Batu & Kayu

 

Gedung pencakar langit,

Tempat ini tadinya ramai, beberapa momentum kemudian berlangsung hening. Hanya beberapa yang berlalu-lalang. Tidak semrawut tadi, khususnya ketika sang lakon mencari ruang kamar untuknya.

Orang-orang yang berlalu-lalang saat ini hanyalah staff dengan pakaian putih jas panjang. Nampak mirip seperti seorang dokter atau ilmuwan atau seorang yang suka akan percobaan. Katakanlah kalau kalian hendak menuju laboratorium, bukankah diharuskan memakai pakaian khusus? seperti hazmat atau semacamnya bukan? tapi untuk yang ini, mereka sebagian besar menggunakan jas putih memanjang ke bawah.

Diantara orang-orang yang mengenakan pakaian putih serba panjang khas laboratorium. Satu ini nampak berbeda.

Maksudnya bukan berbeda dari pakaiannya, tetapi bagaimana cara orang-orang disini memandangnya.

Ia dipanggil dengan panggilan hormat, seperti

“Putri.”

“Tuan putri!”

Tidak hanya melalui cara orang-orang memanggil, cara mereka hormat pun berbeda dengan orang-orang lainnya. Seperti sedikit merunduk atau menundukkan kepala. Intinya satu wanita ini diperlakukan berbeda dengan lainnya.

 

 

3 Cobblestone didapatkan!

2 Dirt didapatkan!

Pengalaman menggali meningkat!

 

Hari mulai petang, malam nanti sudah pasti mimpi buruk akan datang. Minecraft, biasanya ketika malam hari, menuntut pemain untuk berlindung atau bertahan hidup. Atas serangan mob/musuh yang biasanya datang dan muncul ketika malam hari. Yap, tentu saja aku sudah mempersiapkan beberapa peralatan & supply yang cukup.

Storage:

>Cooked Chicken/Ayam masak (3x)

>Cooked Beef/Sapi masak (3x)

Enam makanan harus cukup malam ini, ditambah lagi dengan

Right Hand/Tangan Kanan → Stone Dagger

Payah aku, bahkan tidak bisa membuat pedang disini. Sistem crafting berbeda dengan versi aslinya di minecraft. Pengalaman craftingku tidak mencukupi untuk membuat pedang, tetapi sebagai gantinya aku dapat membuat dagger. Semacam pisau dan nampaknya bisa dilempar. Ah entahlah, yang terpenting shelter/base sudah berdiri meskipun tidak ada unsur estetikanya sekalipun

Aku bahkan belum menemukan pemain lain. Kalau misalnya aku menemukan pemain lain, satu saja itu sudah cukup untuk dijadikan teman duo bertahan hidup disini. Kemungkinan kalau baris nyawaku habis alias mati karena tenggelam, kelaparan, mendapatkan serangan musuh/lawan terlalu banyak, otomatis aku akan melakukan log out.

Ditambah lagi ini adalah masa beta, uji coba ini hanya satu kali. Selesai sudah, maka aku tidak memiliki cukup bahan cerita untuk menyelesaikan tugas akhir dengan reward mendapatkan medal bachelor of degree.

 

Matahari tenggelam ke barat, beriringan dengan bulan yang mulai perlahan muncul dari arah yang berlawanan pula. Kali ini bentuk rembulan tidaklah kotak terkotak seperti minecraft aslinya. Bentuknya bulan melingkar sempurna dengan cahaya remang khas bulan purnama pada malam hari. Apa aku bisa melakukan screenshot? Kali aja aku dapat mendokumentasikan momentum langka ini.

 

Suara semak melintas terdengar, itu adalah tanda ada seorang atau sesuatu yang melintas. Tidak ada semak belukar disekitar sini kecuali aku meletakannya sendiri. Sebelum waktu malam tiba, aku sengaja mengumpulkan batang ranting, dedaunan, dari beberapa pohon yang aku tebang. Sehingga membentuk seperti semak belukar dan membuat semacam benteng sensor. Sehingga semisal ada hewan atau sesuatu yang melintas, pasti akan terdengar.

Stone dagger aku genggam. Pandangan terus tetap siaga dengan cahaya obor seadanya. Jumlah arang/coal tidak mencukupi untuk membuat tempat areal sekitar menjadi terang benderang. Waktu menebang pohon dan berburu adalah paling boros, sehingga tidak ada waktu banyak untuk menambang mencari beberapa material arang.

Seorang datang, tapi sepertinya ia bukan pemain. Ia bergerak lunglai, dilihat dari paras fisiknya aku sudah mengetahui kalau itu adalah zombi. Mob yang berbentuk mirip seperti pemain, namun digerakkan melalui perintah yang terstruktur.

Satu tebasan, mundur, tebas lagi, mundur, tebas lagi.

Meskipun klasik, tapi untuk saat ini model serangan seperti itu adalah paling efektif. Terlebih saat kondisi pemain tidak mempunyai armor/tameng sekalipun. Tebasan memberikan efek terpental mundur satu sampai dua kaki, kemudian mundur sejenak dan maju lagi menebas. Terus-menerus sampai lawan zombi ini mendapati poin nyawanya terbabat habis.

Tubuh dinginnya terpecah menjadi kepingan poligon kaca tak beraturan meninggalkan sekerat daging.

“rotten flesh” bisikku pelan dalam hati.

Yang berarti daging busuk, atau katakanlah daing yang tidak layak untuk dimakan karena bila pemain memakannya akan mendapatkan efek kelaparan selama kurang lebih tiga menit. Apa disini berlaku efek semacam itu?

 

Satu per satu zombi berdatangan. Tetapi tidak bergerombol, mereka seolah datang berurutan. Syukurlah aku dapat menanganinya dengan baik. Sekali pun dengan pedang pendek jenis dagger ini. Sedikit demi sedikit tetapi pasti.

Malam ini kalau aku sudah mempunyai ranjang/bed, harusnya aku dapat men-skip malam ini. Biasanya dalam minecraft, pemain dalam tidur. Tetapi tidurnya hanya dapat dilakukan malam hari. Tujuannya adalah untuk men-skip momentum malam hari ini. Karena di malam hari, mob/musuh yang biasanya menyerang akan bermunculan pada malam hari atau spot kegelapan. Ya kalian tahu lah, malam hari banyak sekali spot kegelapan kecuali kalau kamu menancapkan torch/obor di setiap spot kegelapan di arealmu.

Sepanjang aku bermain, aku berpikir “apa yang terjadi bila aku disini mati?”

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.