MINECRAFTER VOL. 10 - BAB 33: PECAHAN
Bab 33: Pecahan
Sisa pemain—
Kondisi
paramete—
Login
ID—
“aku tidak
bisa memulai proses ekstrak kalau masih ada player di sini..”
“tapi..
diantara mereka ada yang mulai rusak pikirannya. Merasa usaha mereka sia-sia
dan seperti hanya dipermainkan.”
“sudah
mendaftar susah-susah, ikut seleksi.. toh malah keluar kondisi nge-blank. Nggak
bisa pamer ke temen-temen yang tidak keterima.”
“maaf.”
“maaf. Aku
harus melakukan ini.”
Teleportasi
ke Nether..
“mereka
yang masih survive, aku harap.. mereka bisa mengerti.”
“..tapi
logikanya tidak. Siapa yang tahu latar belakang akan teknologi VR ada kompeni
yang sengaja mengincar.”
“satu party
ini. Diantara pemain yang tersisa.. ini terlihat berbeda. Semangat mereka
untuk.. …untuk menamatkan game?”
“mereka
gila? Minecraft itu, nggak bisa ditamatkan loh.”
“…tapi
mereka mungkin berpikir kalau sudah melawan Ender Dragon atau naga Ender.
Mungkin selesai sudah. Tapi sebenarnya tidak.”
“meskipun
fragmen sekalipun, tetap bahaya.”
***
“apa yang
mereka lakukan.”
Ia berujar
melihat sekelompok pemain uji beta sedang berusaha menerjang kastil nether.
“itu,
seharusnya.. mereka mengincar item drop dari blaze terbang. Untuk mendapatkan
drop item batang blaze.. nanti dipecah menjadi blaze powder. Lalu..”
Ujarannya
berhenti, mendapati salah satu dari mereka ambruk.. perlahan pertahanan mereka
hancur.
Meski ia
berada dalam kondisi tidak seperti pemain biasa. Ia ingin menolongnya, rasa iba
pasti ada. Ia juga hakikatnya manusia seperti wajarnya, berperikemanusiaan itu
pasti.
Tapi,
<modul
ekstrak>
“ayo,
kalian pasti bisa. Pasti bisa!”
Dalam hati
ia berdoa. Tapi beberapa saat ia menonton, mereka ambruk dan pecah belah
setelah bola api ghast memporak-porandakan pertahanan mereka.
“pertahanan
mereka langsung buyar setelah dari mereka dihabisi wither skeleton..”
“tunggu, ini..
yang satu ini..”
Ia membuka
menu sambil melihat detil data pemain yang sedang berjuang untuk tetap hidup.
Iruma, Warrior
Lv. 61
Terimakasih
untuk teknologi yang ada di sini, ia dapat melihat jelas dan terpapang apa yang
mereka impikan, rencanakan, pikirkan. Berbentuk semacam utas yang menghubung ke
entah kemana. Tergambar abstrak, memerlukan penafsiran tinggi untuk dapat
membaca apa yang mereka inginkan, pikirkan.
“mereka
sudah punya cukup bahan untuk membuat eye of ender. Kenapa nggak langsung kabur
saja?”
“…sudah ada
dua Ghast yang mengincar kalian, memotong jalan. Cepat, ayo ayo. Kalian pasti
bisa!”
Ia terus
memberi semangat, meski ada rasa iba bahkan yang mereka lakukan itu semua bakal
sia-sia.
Salah satu
terkena hujaman panah, terkena lutut sehingga menyulitkannya untuk berdiri.
Menurut ia, yang satu ini adalah pemain utama. Maksudnya ia bertugas sebagai
pemimpin.
“kenapa
nggak langsung kabur saja? Kalian kalau pada ngumpul di situ.. bisa party
sweep!!”
Yang
berarti, party tersapu. Oleh apa? oleh monster atau musuh dalam sekali serang.
Ia
mengangguk paham sendiri setelah melihat utas gaib yang mengikat. Bila
diluruskan, semuanya melurus pada satu orang ini. Yang terpental karena ledakan
bola api ghast dan hujaman panah.
“tapi
tunggu, ia.. bakatnya Warrior. Harusnya gerak refleknya bekerja dengan baik.
Apalagi kalau Cuma dua panah..”
“satu panah
di punggung itu bukan masalah besar, tapi yang di lutut. Itu menyulitkan untuk
berdiri apalagi berlari..”
“utas
utas ini.. kenapa yang satu ini nggak terikat ke siapapun?” Gumannya mengamati
tiap perorangan
“kalau
gara-gara orang yang tadi dihabisi wither skeleton.. kayaknya nggak deh. Nggak
ada riwayat kalau ia ada hubungan sama orang itu..”
“..tapi
kenapa yang satu ini hanya nyambung ke satu orang? dan.. ini bener-bener
melilit.”
“utas
seperti ini akan menyusahkan yang lainnya karena ia buta.”
*blarr!
Ia reflek
terkejut setelah dua ghast melontarkan bola api tanpa ampun. Hal itu
benar-benar membuat seluruh personil menjadi buyar dan terpental ke mana saja.
Ada yang terjatuh ke lava, terhempas dan menyenggol sekelompok zombi pigmen.
“ini neraka
ini.. nether bisa menjadi neraka bagi pemain yang.. nggak ada persiapan masuk.
Apalagi umumnya untuk masuk ke nether, tiap pemain minimal memiliki armor kelas
besi dan.. memiliki cukup banyak makanan..”
“tapi di
sini, untuk membuat baju zirah besi.. tidak mudah. Memerlukan potensi bakat
serta pengalaman yang memadai..”
“ditambah
lagi, nggak semudah itu ganti model senjata. Memerlukan pembiasaan.”
…
Karena
penasaran, ia menonton mendekat. Sekedar menonton. Melihat dua insan yang
sedang berusaha berdiri semampu mungkin. Setelah hujaman bola api serta
serangan blaze memporak-porandakan party mereka.
“ini..
meski mereka sudah pada keluar. Tapi utasnya masih nyambung. Nggak laki-laki
nggak cewek. Semua menyambung ke orang ini. Apa orang ini influencer atau
selebgram ta?”
Sambil
penasaran, ia membuka menu. Tampilannya tidak seperti biasa. Penuh dengan panel
jendela dengan analisa grafik yang terus berjalan. Kemudian di mengarah ke satu
koordinat untuk menampilkan data privat dari satu orang yang ia maksud.
Iruma,
Warrior Lv. 61
HP: 62%
[Iruma
Nafian—
“Iruma?
Ini.. Iruma beneran?”
Rasa
penasarannya bertambah, ia langsung turun dan berniat segera menghampirinya.
Niatannya terhalang karena dua insan ini sedang sibuk mengurus wither skeleton
yang sedang memburu mereka.
“tunggu-tunggu,
jangan mati dulu!”
Tidak ada komentar: